Pencatatan Dan Pelaporan
PEDOMAN WAWANCARA
Lokasi wawancara dilakukan di pinggir
jalan tempat klien biasa beraktivitas, klien termasuk dalam kelompok
anak jalanan yang biasa mengamen di sekitar jalan Ir. H. Djuanda.
Tampilan luar klien seperti anak jalanan pada umumnya. Sebelumnya saya
telah mengkonfirmasi pada klien untuk melakukan wawancara sehingga
kondisi klien lebih siap dibanding hari pertama saya menemuinya.
Maka untuk kelancaran dalam berlangsungnya wawancara, saya telah menyiapkan pedoman wawancara sebagai berikut :
A. Identitas Klien
1. Nama dan usia klien
2. Asal/tempat tinggal klien
3. Jumlah saudara klien
4. Hubungan klien dengan keluarganya
B. Berdasarkan ekonomi :
1. Sejak kapan klien mengamen?
2. Di mana biasanya klien mengamen?
3. Mengapa klien memilih mengamen?
C. Berdasarkan keadaan fisik klien :
1. Keadaan fisik klien
D. Berdasarkan psikologis klien :
1. Sikap dan gerak-gerik klien ketika wawancara berlangsung.
2. Bahasa-bahasa non verbal klien ketika wawancara.
E. Berdasarkan kehidupan sosial klien :
1. Bagaimana hubungan klien dengan orang tuanya?
2. Bagaimana hubungan klien dengan keluarganya?
3. Bagaimana hubungan klien dengan teman-teman sekelompoknya?
A. LATAR BELANG
Klien berinisial X, anak laki-laki
berusia 18 tahun yang biasa beraktivitas sebagai pengamen di sepanjang
jalan Ir. H. Juanda, Dago. X berperawakan sedang, tinggi 172cm dan
berkulit sawo matang dengan ciri khas beberapa pearcing di telinga dan hidungnya.
Menurut informasi yang saya dapat X
sudah terbiasa dengan kehidupan jalanan sejak lima tahun lalu, tepatnya
ketika ia putus sekolah dan memutuskan kabur dari rumah dengan alasan
keluarga yang tidak harmonis dan perasaan selalu di beda-bedakan oleh
orangtuanya sedang pengaruh dari pear groupnya sendiri ikut memicu X
memilih keputusan tersebut.
Dalam kehidupan keluarganya, X merupakan
anak ke dua dari tiga bersaudara yang ketiganya adalah laki-laki,
sehingga dalam pola pengasuhannya orang tua X tergolong keras dalam
mengasuh anak-anaknya. Selain itu, menurut pengakuan X keluarganya
sendiri tidak pernah perduli akan keberadaannya. Hal ini yang menguatkan
X untuk tetap berada di jalan yang dianggapnya mampu menerimanya apa
adanya.
Sejak X putus sekolah dan menjadi anak
jalanan, kehidupan sosial yang di terimanya pun berubah drastis. Dari
persaingan dalam mempertahankan hidup di jalan dimana X biasa mencari
penghasilan untuk kebutuhannya yang masih dianggap tidak memadai,
membangun kekuatan dari gangguan luar yang biasa di sebutnya ‘japre’
atau jatah preman hingga penguatan diri terhadap sikap keluarganya yang
telah mengaggapnya tidak ada dentgan hiburan seadanya dari beberapa
teman yang sudah dianggap seperti saudaranya sendiri.
Pear group dari pergaulannya ini pun
yang mengenalkannya kepada minuman dan kehidupan bebas yang telah
dianggap lumrah bagi sebagian besar mereka yang biasa hidup di jalanan.
B. PERAN PEKERJA SOSIAL
Pada kasus ini, klien mengalami ketidak
berfungsian sosial yang dapat menghambat perkembangan klien dalam
pemenuhan kebutuhan dan pencapaian tugas-tugas kehidupannya sebagai
mahluk sosial yang bermasyarakat. Selain hal-hal tersebut klien juga
mengalami hambatan dalam pengaktualisasian diri serta hubungan terhadap
sistem sumber serta hambatan terhadap potensi diri secara tepat.
Dalam usaha membantu klien mengembangkan
potensi dan menghubungkan klien kepada system sumber yang berkompeten
terhadap potensi klien, maka peran pekerja sosial yang saya lakukan
adalah sebagai berikut:
1. Konselor
Pendekatan konseling diupayakan dengan
tujuan pengungkapan diri terhadap perasaan yang dialaminya dan penguatan
terhadap potensi diri yang dimiliki klien. Melalui pendekatan konseling
pula klien diharapkan mampu mengexplorasi diri akan penerimaan
terhadap diri sendiri dan kemampuannya dalam menolong dirinya sendiri.
2. Motivator
Peranan penting pekerja sosial dalam
memberi dukungan, penguatan, motivasi dan kepercayaan diri kepada klien
akan kemampuannya dan penumbuhan terhadap kemampuan atau potensi diri
yang telah disadari maupun yang belum disadari oleh klien.
3. Broker
Pekerja sosial berperan vital dalam
menghubungkan klien kepada system sumber yang dibutuhkan oleh klien
dimana pada kasus ini system sumber potensial yang dapat di manfaatkan
adalah pelatihan ketrampilan yang bermanfaat bagi klien. Salah satunya
seperti rumah singgah, panti sosial maupun praktek-praktek ketrampilan
yang diberikan oleh badan-badan sosial maupun lembaga sosial yang concern terhadap perkembangan potensi anak jalanan.
C. FAKTA-FAKTA KUNCI (KEYS FACTS)
1. Klien X berusia 18 tahun, putus sekolah dan kabur dari rumah.
2. Berasal dari keluarga broken home yang tidak mempedulikan keberadaannya lagi.
3. X merupakan anak jalanan yang bekerja sebagai pengamen.
4. Melalui pear groupnya X mengenal
minuman dan kehidupan bebas yang dianggap wajar oleh mereka yang biasa
hidup di jalalnan.
5. X bergantung terhadap kehidupan jalanan sejak lima tahun terakhir.
D. PARASAAN-PERASAAN KLIEN
- Perasaan Marah (Feeling of anger)
NO | Kepada | Mengapa |
1. | Dunia | 1. Merasa tidak adil
2. Merasa tidak beruntung berada di dunia 3. Orang-orang menganggapnya remeh dan buruk |
2. | Orang tua | 1. Merasa dibeda-bedakan dari saudaranya 2. Di anggap tidak ada dan disia-siakan |
3. | Keluarga | 1. Tidak pernah mempedulikan keberadaannya 2. Tidak mempertimbangkan perasaannya |
- Perasaan Bersalah (feeling of guilt)
Mengapa (why)
1. X marah terhadap dirinya sendiri karena berbagai alasan.
2. Ia telah melakukan banyak hal yang merugikan dirinya sendiri.
3. Ia tidak mampu memenuhi harapan keluarganya.
- Perasaan Keterasingan (feeling of isolation)
1. Tidak mengetahui kabar orang tua dan keluarganya.
2. Kehilangan masa kecil dan teman sepermainannya karena putus sekolah.
3. Buta akan informasi dan pendidikan yang ditinggalkannya.
- Perasaan Ketakutan (feeling of fear)
NO | Apa yang ia takutkan | Mengapa |
Kehidupan | 1. Masa depannya yang dianggapnya tidak ada kemajuan dengan kegiatan yang itu-itu saja
2. Potensi diri yang dianggapnya tidak dimiliki dan tidak berkembang 3. Indikasi depresi dan kebutuhan akan penerimaan diri dengan mengikuti pola kehidupan pear groupnya |
- Perasaan depresi
1. Ia kehilangan keluarga, sahabat, dan pendidikannya.
2. Banyak hal yang mengindikasi ia telah kehilangan segalanya karena apa yang telah di pilinya.
3. Kebimbangan akan masa depan yang dianggapnya suram dan monoton.
4. Pola hidup yang menyimpang dianggap sebagai pelarian dari rasa depresinya.
- Perasaan Significant Other (diantaranya pekerja sosial)
NO | Perasaan-perasaan Pekerja Sosial | Tingkah Laku |
Merasa simpati | Memotivasi klien dalam mengenal potensi diri dan menghubungkan klien dengan system sumber baik secara langsung maupun tidak langsung |
E. RENCANA PERTOLONGAN
1. Pengembangan dan menemu kenali potensi klien
2. Pencapaian kehidupan yang lebih baik untuk klien
3. Klien memiliki kehidupan sosial yang lebih baik dari sebelumnya
F. TUJUAN PEKERJA SOSIAL YANG REALISTIK
1. Membantu klien dalam
pengaktualisasian dirinya, melalui berbagai proses baik dengan
penerimaan terhadap diri sendiri hingga pengenalan klien terhadap
potensi diri yang dimilikinya.
2. Menghubungkan klien dengan
system sumber maupun pihak-pihak yang mampu mengembangkan kemampuan
klien dan pemulihan sosial klien baik keluarga serta masyarakat sekitar
kehidupan klien.
Sejauh ini langkah yang dapat di capai
adalah penerimaan klien terhadap dirinya edan pengenalan klien akan
potensi yang dimilikinya.
a. Member kesempatan klien dalam
pengaktualisasian dirinya, baik verbal dan non verbal, model peran, dan
menjadi pendengar dalam setiap buah piker yang dimiliki klien.
b. Memberi dukungan secara nyata dengan kesiapan pekerja sosial terhadap klien
c. Menunjukkan simpati dan dialog tentang berbagai aspek kehidupan dan impian masa depan klien.
TUGAS BAGIAN B
1. Mengapa recording dalam pekerjaan social menjadi sangat penting?
Jelaskan 3 (tiga) tujuan dari recording dalam pekerjaan social!
Pencatatan (recording) dalam pekerjaan
social menjadi sangat penting karena terdapat hubungan yang esensial
antara pencatatan yang baik dengan keefektifan pelayanan terhadap klien.
Seorang pekerja sosial dalam menentukan sikap dan upaya untuk menangani
permasalahan klien harus berdasarkan dengan peristiwa atau situasi yang
telah diutarakan oleh klien yang telah dicatat terlebih dahulu oleh
pekerja sosial. Dengan kata lain pencatatan sebagai pedoman bagi pekerja
sosial.
Tujuan recording antara lain :
a. Fungsi Praktek
Dalam kegiatan praktek, berkenaan dengan
pelayanan yang diberikan oleh pekerja sosial/lembaga pelayanan pekerja
sosial, maka pencatatan dan pelaporan harus berfungsi untuk memperbaiki
dan meningkatkan mutu pelayanan.
b. Fungsi Administrasi
- Untuk menetapkan eligibilitas. Eligibilitas menyangkut kelayakan pelayanan dan menjadi dasar dalam pengambilan keputusan.
- Untuk menjamin kontinuitas pelayanan.
- Untuk memperlancar komunikasi baik internal maupun eksternal lembaga pelayanan.
- Untuk menggambarkan kegiatan yang diadakan oleh lembaga pelayanan, sehingga dapat tergambar apakah pelaksanaan kegiatan sesuai dengan rencana yang telah dibuat.
- Untuk menggambarkan apa yang seharusnya dilakukan oleh lembaga pelayanan dimasa yang akan datang.
- Untuk melindungi klien.
- Untuk melindungi lembaga pelayanan.
c. Fungsi Pengembangan
Berkaitan dengan pengajaran di kelas dan
di lapangan serta penelitian. Proses pencatatan dan pelaporan bisa
menjadi sarana untuk pengajaran di kelas (transfer ilmu yang berisi
tentang pencatatan dan pelaporan) maupun sebagai bagian dari kegiatan di
lapangan dalam rangka membimbing pekerja sosial yang melaksanakan
praktek lapangan. Pencatatan dan pelaporan juga merupakan bahan untuk
mengembangkan ilmu pekerjaan sosial baik sebagai suatu proses
pengumpulan data/informasi maupun sebagai sumber data dan informasi
(data sekunder/data tertulis yang sudah terdokumentasi).
2. Kapan summary recording diperlukan atau dibuat oleh pekerja sosial?
a. Saat suatu kasus dibuka kembali.
b. Saat suatu kasus dialihkan dari pekerja sosial lainnya atau ke anggota lainnya pada setting yang berbeda.
c. Berkembang informasi baru yang perlu dicantumkan ke dalam catatan.
d. Terjadi sesuatu yang mengubah
assessment diagnostic pekerja sosial terhadap suatu situasi, dan
menyebabkan perlu direvisinya rencana pelayanan.
e. Suatu catatan dikirimkan ke
seorang professional atau sebuah lembaga lain. Tidaklah baik jika hanya
sekedar menyalin catatan yang ada untuk dikirimkan ke pihak luar. Hal
ini berujung pada pelanggaran kerahasiaan dan seringkali menyebabkan
pihak lain mendapat informasi yang berlebihan atau tidak sesuai. Sebuah
ringkasan khusus perlu dipersiapkan,, berisi data yang diminta oleh
pihak luar tersebut atau dalam bentuk garis besarnya.
f. Informasi dalam suatu catatan
dapat diungkapkan pada orang di luar lembaga. Pada beberapa setting
mungkin diperlukan dokumentasi bahwa pengungkapan informasi suatu
catatan kepada pihak lain telah dilakukan. Data berikut ini perlu
dicatat oleh pekerja sosial jika terjadi pengungkapan informasi tentang
catatan kasus klien kepada pihak lain :
- Tanggal pengungkapan/penyampaian informasi.
- Orang atau lembaga yang menerima informasi.
- Penjelasan atau salinan dari informasi yang diungkapkan.
- Tujuan mengapa informasi diungkapkan (akan digunakan untuk apa oleh lembaga yang menerimanya).
- Batasan-batasan tentang apa yang boleh atau tidak boleh dilakukan oleh lembaga dengan informasi yang diterimanya.
- Salinan format “ijin pengungkapan atau penyampaian informasi” yang ditandatangani oleh klien harus disertakan dalam catatan..
g. Ketika suatu kasus ditutup.
3. Apa perbedaan gaya pencatatan ringkas dengan pencatatan proses?
Pencatatan ringkas dibuat dengan ringkas
dan berisi informasi yang penting mengenai diri dan masalah yang
dihadapi oleh klien sedangkan pencatatan proses berisi wawancara yang
dilakukan oleh pekerja sosial dengan klien dan perasaan (gut level feeling) dari pekerjaan sosial serta analisis dari apa yang dihadapi oleh klien.
4. Apa isi dari summary recording?
a. Nama lengkap klien (termasuk nama-nama aliasnya, nama palsu, atau nama panggilan).
b. Identitas Klien seperti nomor KTP, nomor SIM, nnomor kartu pasien, dsb.
c. Tanggal wawancara.
d. Tanggal pencatatan dilakukan.
e. Nama pekerja sosial.
f. Tujuan wawancara.
g. Isi apa yang terjadi selama wawancara.
h. Penjelasan mengenai area permasalahan yang diidentifikasi pekerja sosial atau klien.
i. Penjelasan tentang pelayanan yang diberiakan oleh pekerja sosial.
j. Assesmen professional dan
analitis dari pekerja sosial terhadap pemahaman tentang apa yang terjadi
selama wawancara biasanya dalam kolom yang berjudul semacam “kesan
pekerja sosial” atau “ringkasan diagnosis”.
k. Rencana-rencana atau sasaran
pelayanan untuk kedepannya atau tindak lanjut.. Hal ini sering kali
dicantumkan dalam kolom “rencana pelayanan, rencana perawatan atau
sasaran”. Di dalamnya dapat dicantumkan hasil dari sasaran tersebut dan
permasalahan apa saja yang ditemui dalam mencapainya.
5. Sebutkan 5 (lima) teknik umum (general techniques) dalam summary recording?
1. Ingatlah selalu tujuan dari
pencatatan. Catat unsur-unsur penting dari sebuah situasi dengan cara
mencantumkan informasi yang relevn dan significant. Tinggalaqkan rincian
yang tidak sesuai tidak relevan dan berlebihan
2. Gunakan pulpen untuk mencatat
kecuali jika di instruksikan menggunakan pensil. Jika catatan akan
difotokopi jangan menggunakan warna pulpen lain selain warna hitam
3. Cantumkan nama pencatat yang sah atau cantumkan di bawah tanda tangan yang sah
4. Catat tanggal yang pasti bukan
periode waktu. Misalnya gunakan ungkapan “ ibu Brownakan dating pada
pertemuan tanggal 7 oktober” dari pada ungkapan “ ibu Brown akan datang
di pertemuan minggu depan.”
5. Buatlah catatan seringkas
mungkin. Catatan yang efektif tidak harus panjang, karena catatan yang
bertele-tele seringkali gagal memberikan fakta-fakta inti
6. Data apa saja yang terdapat dalam intakes summaries?
Data berikut biasanya dicantumkan dalam pencacatan awal (intake recording) :
1) Nama pekerja sosial, tanggal kontrak awal dilakukan, dan tanggal ringkasan awal dipersiapkan.
2) Nama, alamat, nomor telepon, dan nomor identitas klien.
3) Orang-orang lain yang diajak
bicara oleh pekerja sosial sebagai bagian dari proses awal (intake
process)m serta nama dan hubungan mereka dengan klien.
4) Alasan kontak dengan klien. Bisa juga disebut “persoalan saat ini” (presenting problem).
5) Deskripsi ringkas (summarized description) tentang informasi latar belakang dan sejarah sosial (social history) yang berkaitan dengan area permasalahan utama.
6) Dasar dan pola kontak sebelumnya dengan lembaga, jika ada.
7) Pernyataan ringkas diagnosis (a diagnostic summary treatment).
8) Rencana perawatan (a treatment plan) yang mendeskripsikan sasaran perawatan jangka pendek dan jangka panjang.
9) Beberapa lembaga mencantumkan kolom akhir “disposisi” untuk menunjukkan hasil yang spesifik.
7. Informasi apa saja yang terdapat pada transfer summaries?
Informasi berikut ini biasanya dicantumkan dalam ringkasan transfer :
1) Nama pekerja sosial dan tanggal ringkasan transfer dibuat.
2) Nama dan nomor identitas klien.
3) Tanggal dan alasan terjadinya
kontak pertama antara klien dan lembaga. Jika kasusnya sudah pernah
dibuka dan ditutup beberapa kali, maka ringkasan tentang tanggal dan
alasan tiap-tiap pembukaan dan penutupan kasus harus dicantumkan.
4) Permasalahan (presenting problem) yang ada saat kasus dibuka.
5) Kolom “aktivitas kasus” (case activity) atau “penyediaan layanan” (services provided) untuk menjelaskan apa saja yang telah terjadi semenjak kasus dibuka.
6) Deskripsi tentang situasi klien saat ini.
7) Ringkasan diagnosis (diagnostic summary).
8) Pembahasan tentang rencana perawatan yang tertunda (pending treatment plans).
9) Alasan kasus ditransfer, kepada
siapa kasus ditransfer, dan tanggal efektif transfer (berbeda dengan
tanggal ringkasan transfer dibuat). Sebuah pernyataan dapat dicantumkan
untuk menunjukkan sadar tidaknya klien akan proses transfer.
8. Data apa saja yang terdapat pada closing summaries?
Berikut ini adalah garis besar ringkasan
penutup yang disarankan, yang dapat diadaptasi untuk disesuaikan dengan
masing-masing lembaga:
1) Nama pekerja sosial dan tanggal ringkasan penutup dibuat.
2) Nama dan nomor identitas klien.
3) Tanggal dan alasan terjadinya
kontak pertama antara klien dan lembaga jika kasusnya sudah pernah
dibuka dan ditutp beberapa kali, maka ringkasan tentang tanggal dan
alasan tiap-tiap pembukaan dan penutupan kasus harus dicantumkan.
4) Permasalahan yang ada saat kasus dibuka.
5) Kolom “aktivitas kasus” (case activity) atau “penyediaan layanan” (services provided) untuk menjelaskan apa saja yang telah terjadi semenjak kasus dibuka.
6) Deskripsi tentang situasi klien pada saat kasus ditutup.
7) Pernyataan ringkasan diagnosis
amat penting untuk menyebutkan permasalahan-permasalahan yang belum
terselesaikan pada saat kasus ditutup dan indikasi mengapa
permasalahan-permasalahan tersebut tetap ada.
8) Alasan dan tanggal penutupan kasus (jika berbeda dengan tanggal ringkasan dibuat).
9) Beberapa lembaga meminta pekerja
sosial untuk mencantumkan pernyataan yang mengindikasikan kemungkinan
kasus dibuka kembali dimasa yang akan datang.
9. Aspek-aspek apa saja yang harus dicantumkan pada diagnosis summaries?
a. Permasalahan dan kebutuhan klien menurut klien itu sendiri.
b. Permasalahan dan kebutuhan klien menurut pekerja sosial.
c. Perasaan klien terhadap situasi yang dihadapinya.
d. Kesesuaian antara perasaan dan tingkah laku klien.
e. Upaya yang dilakukan dalam mengatasi permasalahan.
10. Sebutkan garis besar yang terdapat pada ringkasan riwayat sosial umum (general social history summaries)?
1) Tanggal dan alasan referral atau rujukan.
2) Situasi medis (medical situation).
3) Situasi keluarga (family situation)
4) Tatanan kehidupan (living arrangement)
5) Situasi ekonomi (economy situation).
6) Informasi latar belakang (background information).
7) Kesan pekerja sosial (worker’s impressions/diagnostic summary).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar